Powered By Blogger

Kamis, 23 Agustus 2012

Rindu Dirimu Dulu..


Habis sudah ku berkata-kata...
 Mengingat tentangnya, tentang dunia yang cepat berputar menggilas masa.
Tentang keimanan yang harus terus dijaga. Tentang rasa malu yang harus senantiasa ada. Ini tentang kisah masa lalu. Dengan keprihatinan yang terus menderu-deru. Ini tentangmu kawan... yang membuat hilangnya kagum ku terhadapmu. Kau ingat... saat dulu kau jadikan benteng keimananmu setinggi menara?
Mungkin kau pikir takkan pernah roboh jadinya...
Kau selalu yakin bisa menahannya, dari setiap godaan yang menerpa. Kau perbaiki kualitas ibadahmu dihadapanNya... Kau simpan rasamu yang menggebu dalam mencintainya. Rasa takut yang terus membingkaimu jadi bentengnya. Sungguh kini aku hanya mampu menimbulkan tanda tanya. Aku tahu rasa sakit hatimu yang kian mendera...

 Saat renggangnya ukhuwah atau kekecewaan yang menjadi penyebabnya. Telah lama kau pendam cinta, demi pria yang kau cintai semata. Tak ingin kau menodainya, atau membuat luka hati terdalamnya. Namun siapa yang mengira, ini justru berbalik padamu dan akhirnya kecewa. Aku masih ingat saat kau cerita bagaimana dirimu begitu bersemngat bercerita kepada ku tentang kuliah mu, aktivitas dakwah mu, hafalan2 mu dan hal-hal lain yang membuat ku diam-diam kagum pada mu .
 bagaimana dirimu menjaga diri agar tetap menjaga komitmen sebagai seorang akhwat dengan tidak ingin boncengan dengan lawan jenis yang bukan muhrim.bagaimana jilbab syari’mu mampu membuat kagum semua orang terhadap prilaku mu yang santun nan anggun Bagaimana kecapakan mu dalam setiap agenda-agenda dakwah Bagaimana kau kadang membuat ku sangat ingin menjadi dirimu , Jilbab mu, wajah mu, kepintaran mu, ide-ide mu , semua nya ukhti Tentang perjuangan seorang akhwat Jauhnya lahan praktik dikampus yang harus kita tempuh. Tak membuat mu luluh untuk ikut ajakan teman mu berboncengan Saat itu terlihat dirimu sangat bangga akan komitmen yang kau jaga... Dan aku makin kagum dengan mu...
 Namun entah kenapa sejak saat itu kau berubah, Astagfirullah Allah memang maha membolak-balikan hati hambanya. Sejak saat semua orang melihat mu melakukan kekhilafan ,semua menghakimi mu semua orang membicarakan mu , tapi aku percaya ukhti pada dirimu, aku percaya ini hanya sebuah kekhilafan yang setiap manusia juga pasti akan mengalami nya, termasuk juga kita “aktivis dakwah” Awalnya pun aku tak percaya tentang berita itu, namun ukhti aku melihat mu dengan mata kepala ku sendiri saat itu Rasanya ada tamparan yang begitu menyakitkan jatuh tepat dipipi ku saat dengan secara langsung aku melihat dirimu berboncengan dengan nya, ada rasa tak rela melihat engkau bersama laki-laki itu..
 Bukan karena aku iri melihatnya, namun karena aku tak rela saudari yang sangat ku sayangai begitu mudah nya bersama laki-laki yang bukan muhrimnya berboncengan ...
 Dan sampai pada saat proses tabayun itu ada, kau mengakaui kesalahan mu dan berjanji tidak akan mngulang keslahan mu Namun ukhti , kenapa hanya selang beberapa minggu , kau mengulangi kesalahan itu Apakah kau sangat mencintai nya ?
 Apakh fitrah mu tak mampu kau bendung sampai saat yang halal itu tiba ?
 Ketika semua menghakimi mu Saat itu aku tahu kesedihan telah merasuk ke dalam rongga dada mu . Kau kecewa bahkan teramat menderita.Tanpa kau sadari, cinta membuatmu buta...
 Ia melepaskan keimananmu dengan segera.
 Hanya karena pria, kau rela mencopot atribut ke'akhwat'anmu dan lepas dari belenggu prinsip yang tertanam sejak muda belia. Astaghfirullah... Hingga kini kulihat kau bukan seperti dulu adanya. Aku tak melihat dirimu yang dulu yang berjilbab besar dan rapi menutup auratnya. Perlahan jilbab itu mengecil saudari ku, kau pun seakan menhindar dari kami . aku rindu saat tawa bersama mu aku rindu senyum ikhlas mu kepada ku dulu dalam diam aku sangat mengagumi mu aku, bahkan juga begitu menyayangimu karena yang kulihat, engkau begitu sempurna... tapi ukhti...kenapa kini, aku merasa semua berubah jilbabmu menipis dan mengecil...
senyummu tak lagi seramah dulu?
prilaku mu pun tak sama seperti dulu dan, astaghfirullah..aku hampir lupa bagaimana cara mengagumimu.. Kenapa?
Mengapa?
Apakah sekecewa itu diri pada kami?
 Kau tampak bahagia sekali dengan kehidupan mu sekarang.. Apa kini kau sudah bahagia? Maaf ukhti jika nasihat itu tak kau dapatkan dari kami saudari mu Maaf perhatian ini tak sampai pada mu Maaf ketika doa ini jarang ku panjatkan untuk mu... Maaf kan aku belum mampu menjadi saudari terbaik mu ukhti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar